Unit Pengembangan Sumber Daya Kesehatan

Perubahan adalah proses yang harus dirancang sedemikian rupa untuk membuat nilai tambah bagi organisasi khususnya di bidang kesehatan dan institusi rumah sakit

Rumah sakit membangun corporate image? Mengapa tidak? Di era ini, masyarakat memiliki banyak pilihan untuk memenuhi kebutuhannya, termasuk kebutuhan pelayanan kesehatan. Hospital Image Building perlu dilakukan. Perusahaan yang mempunyai citra baik di mata konsumen, produk dan jasanya relatif lebih bisa diterima konsumen dari pada perusahaan yang tidak mempunyai citra. Perusahaan yang memiliki citra positif di mata konsumen cenderung survive di masa krisis.
Membangun corporate image adalah membangun reputasi yang kuat dengan berbagai audiens/publik yang potensial untuk organisasi. Siapa publik rumah sakit? Pemerintah, pemilik, karyawan, masyarakat pengguna jasa rumah sakit dan keluarganya, media (cetak/elektronik), perusahaan yang punya komitmen terhadap kesehatan para pegawainya, perusahaan penyedia barang dan jasa kesehatan, dan lain-lain. Dalam hal ini mungkin Anda lebih banyak tahu.
Sehat hak individu, namun ketika sehat pada umumnya melupakan resiko sakit. Ketika hal ini datang, apalagi di masa krisis, mereka akan melakukan pengetatan keuangan walaupun siap mengeluarkan berapa saja demi kesehatan. Mereka akan lebih selektif dan memilih berhubungan dengan penyedia jasa kesehatan yang mereka percaya lebih efektif dalam membantu menyelesaikan masalahnya serta minim resiko.
Karyawan yang bekerja pada perusahaan dengan citra positif memiliki rasa bangga sehingga dapat memicu motivasi mereka untuk bekerja lebih produktif dan memberi kontribusi yang luar biasa terhadap organisasi. Sementara rumah sakit adalah penyedia jasa kesehatan yang lebih mengandalkan kompetensi sumber daya manusia.
Citra organisasi yang baik juga menjadi incaran para investor yang otomatis akan semakin yakin terhadap daya saing dan kinerja organisasi. Untuk memberikan nilai tambah rumah sakit dan multi player effect, KSO merupakan suatu pilihan yang baik dan efisien. Hanya dengan rumah sakit dengan citra positif saja mitra usaha mau melakukan KSO.
Organisasi yang memiliki citra positif akan lebih mudah dalam melakukan segala hal untuk berkembang. Karena keberhasilan rumah sakit tidak hanya tergantung pada mutu produk dan jasanya tapi juga pada kepiawaian membangun citra rumah sakit, maka seharusnya setiap rumah sakit perlu mengetahui citranya di masyarakat. Salah satu instrument yang dapat digunakan untuk mengetahui citra rumah sakit adalah indeks kepuasan masyarakat (IKM).
Masih sedikit perusahaan Indonesia yang mempunyai rencana jangka panjang dan komitmen tinggi dalam membangun citranya. Bagaimana dengan rumah sakit? Ketidak sungguhan organisasi dalam membangun citra terlihat dari :
1. tidak adanya tim khusus yang bertugas untuk membangun dan mengevaluasi citra organisasi.
2. minimnya alokasi dana untuk kegiatan membangun image.
3. minimnya jejaring (networking) yang terbangun dari perjalanan waktu.
Kiat membangun image, diantaranya mengubah pola pikir birokrat menjadi entrepreneur, memberikan produk serta jasa berkualitas, berorientasi pada pelanggan, memiliki team work yang kompak dan komunikatif dalam organisasi yang memungkinkannya untuk memberikan feedback secara cepat, bijaksana dan transparan, sinergi jajaran staf organisasi dalam menjalankan sistem manajemen mutu, tim khusus yang memfokuskan diri pada masalah, sentuhan personal humanism dalam proses komunikasi dan pelayanan, dan memperkuat networking rumah sakit.
Lima Kunci Sukses Membangun Hospital Image :
1. Rumah sakit harus melakukan suatu upaya sedemikian rupa sehingga mampu memberikan layanan yang benar-benar memberikan manfaat yang unggul atau melebihi harapan positif masyarakat pengguna jasa kesehatan, khususnya target pasar. Segmen pasar yang berbeda membutuhkan karakteristik layanan yang berbeda.
2. Temukan talenta organisasi yang merupakan inner beauty maupun outer beauty yang dimiliki. Libatkan seluruh individu rumah sakit dalam membangun image.
3. Membangun identitas/jati diri (logo, nama, lagu, warna, seragam, pin, dll) yang membedakan dengan rumah sakit lain. Perhatikan filosofi setiap identitas yang dibangun. Logo yang terbuka dapat memberi efek positif dibanding yang tertutup.
4. Pancarkan ke segala penjuru dengan cara melakukan komunikasi pemasaran secara efektif. Personal branding perlu juga dilakukan oleh direktur rumah sakit sebagai key person yang meningkatkan kepercayaan bahwa komitmennya untuk memberikan yang terbaik untuk masyarakat bukan hanya slogan.
5. Monitoring dan feedback. Tindaklanjuti dengan cepat setiap informasi image negative untuk mempertahankan image positif yang telah terbangun.

Selamat membuat Perubahan…!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar Anda